Tuesday, 18 October 2011

Butuh Berapa Kaleng Cat Biru Yah Untuk Ngewarnain Langit??

Lo pernah ngegambar kan? gambar pemandangan. pasti di atasnya ada langit. warna biru kan. Cuma butuh dikit pewarna untuk ngewarnain Langit yang ada di kanvas atau kertas lo itu.

Tapi dengan langit yang sebenarnya? Butuh berapa kaleng cat biru untuk ngewarnainnya? Yaa, pertanyaan aneh, menakjubkan sekali bagi gue. Ini semua ciptaan Allah, apa sih yang mustahil bagi Allah?

manusia tuh gak mngkin bisa membuat alam semesta ini. kalaupun bisa, pasti itu hanya di mimpi, film, khayalan, buku fantasi.

Jadi pertanyaan ini gue gak bisa jawab. gue juga iseng-iseng aja posting ini. postingan gak berguna, tapi anehnya gue tetp posting ini. hehehe. Ya udah lah yah, lebih baik kita sudahkan posting gaje ini.. sekiann… terimakasih .__.

Aduh, Kenapa Sih Nyamuk Diciptain?

Ketika kita tidur, tiba-tiba ada suara ngeennngggg *anggap aja suara nyamuk* kita pasti sebel ama si tuh nyamuk, apaan deh gangguin tidur aja, bawaannya pengen ngemetiin. Tapi sebelnya gue gagal terus ngbunuh si tuh nyamuk, padahal cuma satu, tapi lincahnya yaampoonn, banget banget.

Pernah mikir gak sih kalian, kenapa Tuhan menciptakan makhluk terbang kecil yang dinamakan nyamuk? ini nih alasannya.

Dengan adanya nyamuk, manusia menciptakan obat nyamuk. ada obat nyamuk bakar, ada yang dari kertas atau yang elektrik. Nah, itu dbuatnya dimana? tak lain dan tak bukan di pabrik. Kalo ada pabrik, pasti ada pegawainya juga kan, oleh karena itu, nyamuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Berterimakasihlah pada si mungil nyamuk ini.

Selain itu, dengan gigitan Aedes Aegypti dapat menyebabkan DBD. apa itu DBD? anak TK aja tau, keterlaluan kalo lo gatau. Apa untungnya kita kena DBD? Yang ada juga rugi. Emang sih rugi, kita harus berobat ke dokter, beli obatnya, parahnya lagi apabila kita harus diem di Rumah Sakit yang baunya khas obat, gak bisa makan enak, cuma bubur tiap hari, kebayang bosennya kan. yap, lengkaplah penderitaan ini. Nah, terus untungnya apa? Dengan DBD, dokter semakin laku, apoteker meracik obat, Rumah Sakit dibangun, koki Rumah Sakit tidak pusing-pusing memilih makan apa yang akan dihidangkan karena hanya bubur yang disediakan-_-

ya kurang lebih seperti itulah. Itu cuma sedikit contoh. sekali lagi, berTERIMAKASIHlah kepada sang nyamuk!! hehehe ._.

Monday, 3 October 2011

Huruf E Selalu Ada di Deret Teratas Poster Pemeriksaan Mata?

Adalah Herman Snellen, profesor bidang optamologi asal Belanda, yang menempatkan huruf E pada posisi tersebut. Oleh karena itu, poster tersebut dikenal dengan nama Snellen Chart. Awalnya, Snellen menempatkan huruf A. Namun pada 1862, ia mengganti dengan huruf E.


Penempatan huruf E itu merupakan penjabaran Snellen mengenai formula untuk melihat kemampuan mata dalam menangkap detail suatu obyek. Formula itu ditetapkan oleh Dr. Frans Cornelis Donders, dokter mata asal Belanda, yang ketika itu berpengaruh besar dalam bidang kedokteran mata di dunia.


Donders memberikan formula bahwa untuk bisa mengukur kemampuan mata dalam melihat detail suatu obyek pada jarak tertentu, maka obyek tersebut harus memiliki pola tiga garis pararel. Nah, huruf E memenuhi kriteria tersebut sebagai objek yang paling mudah dikenali. Orang yang memiliki gangguan penglihatan, pada jarak tertentu, mungkin akan melihat huruf E sebagai B atau F.


SUMBER: Reader's Digest Indonesia, Agustus 2011

Kenapa Bajak Laut Memelihara Kakatua?

Burung kakatua dan bajak laut muncul pertama kali di novel terbitan 1883 yang ditulis oleh Robert Louis Stevenson, Treasure Island.
Namun menurut Robert, ia terinspirasi novel berjudul Robinson Crusoe karangan Daniel Defoe. Dan dalam kehidupan nyata, ternyata kakatua memang selalu berada di dekat bajak laut. Menurut Kenneth J. Kinkor, direktur Pusat Studi dan Laboratorium Laut Ekspedisi Whydah, Princetown, Massachusetts, Amerika Serikat, setiap bajak laut selalu membawa binatang, termasuk kakatua, seperti layaknya para pelaut lain. Dalam buku Under the Flag karangan David Cordingly, disebutkan bahwa setiap pelaut yang baru pulang berlayar dari wilayah tropis selalu membawa burung sebagai oleh-oleh. Kakatua menjadi favorit karena keindahan warna bulunya dan bisa diajarkan berbicara. David juga berasumsi, burung kakatua digunakan bajak laut sebagai jatah hadiah untuk pegawai pemerintahan.


SUMBER: Reader's Digest Indonesia, Agustus 2011

1001 Hal Seputar Sumpit

Untuk sebagian orang, sumpit disimpan selama bertahun-tahun sebagai bagian dari koleksi pribadi. Ada dua museum di Asia yang menampilkan koleksi tersebut. Di Cina, museum sumpit Lan Xiang di Shanghai menyimpan lebih dari 2.000 pasang sumpit, dengan koleksi tertua berasal dari Dinasti Tang. Jepang memiliki museum sumpit versi lain, berlokasi di Kyoto. Jika Anda berniat membeli sumpit, pergilah ke Chopstick Gallery MON di Kyoto. Tempat itu menjual berbagai sumpit asli Kyoto dengan keunikan ukiran dan desain tradisional. Jenis sumpit yang ditawarkan pun beragam, mulai dari yang tradisional sampai yang modern, terbuat dari kaca sampai yang sederhana, atau bahkan satu set sumpit yang penuh dekorasi.

Sumpit pun pernah menjadi salah satu bagian dari teknologi. Mars Rock Corer adalah alat yang mampu mengasah dan mengebor bebatuan bumi untuk diambil sampelnya. Alat itu dibuat oleh Hong Kong Polytechnic University untuk misi ke Mars pada 2003 yang dilakukan oleh European Space Agency. Salah satu bagian dari alat tersebut (yang didesain untuk memegang potongan sampel batu), ternyata terinsipirasi dari sepasang sumpit. Sayang, alat tersebut tidak pernah diluncurkan karena mesin pendaratan dalam misi tersebut hilang dalam perjalanan menuju Mars. Namun demikian, cukup penting untuk dicatat bahwa sumpit pernah menjadi salah satu sumber inspirasi di bidang luar angkasa.

Orang Jepang menyebut sumpit dengan nama hashi, meskipun mereka lebih sering menggunakan istilah otemoto, yang umumnya tercetak di pembungkus sumpit sekali pakai.  Orang Korea menamakannya jeotgarak, sementara orang Vietnam menggunakan nama dua.

Sumpit Cina umumnya terbuat dari bambu, dengan panjang antara 23-25cm, umumnya berbentuk kubus dan tidak terlalu meruncing. Kedua ujungnya pun cenderung tumpul. Bentuknya tidak seperti sumpit Jepang yang lebih bundar dan meruncing. Orang Jepang mengatakan bentuk tersebut memudahkan mereka untuk memisahkan tulang dari ikan, menu utama dalam makanan Jepang.

Jika di Cina, sumpit bersifat uniseks, di Jepang pria dan wanita menggunakan ukuran sumpit yang berbeda (wanita lebih banyak menggunakan sumpit berukuran 18cm, sementara pria dengan ukuran 20cm). Di Korea, sumpit terbuat dari metal.

Ada sebuah karya musikal bernama “Chopsticks” yang dimainkan dengan piano dan dikenal bernada cepat dan berloncatan. Meskipun namanya demikian, pada dasarnya karya itu tidak ada hubungannya dengan budaya Asia. Nama asli karya tersebut adalah “The Celebrated Chop Waltz”, dan diaransemen untuk dimainkan dengan tangan berdekatan, jari-jari kecil menekan lembut dan menarikan nada dengan gaya memotong cepat.


SUMBER: Reader's Digest Indonesia, Agustus 2011