Showing posts with label Winna Efendi. Show all posts
Showing posts with label Winna Efendi. Show all posts

Monday, 17 March 2014

Melbourne: Rewind

Judul: Melbourne: Rewind
Penulis: Winna Efendi
Penerbit: Gagasmedia
Terbit: Juni 2013
Tebal: 340 hlm
ISBN: 9797806456

Pembaca tersayang,

Kehangatan Melbourne membawa siapa pun untuk bahagia. Winna Efendi menceritakan potongan cerita cinta dari Benua Australia, semanis karya-karya sebelumnya: Ai, Refrain, Unforgettable, Remember When, dan Truth or Dare.

Seperti kali ini, Winna menulis tentang masa lalu, jatuh cinta, dan kehilangan.

Max dan Laura dulu pernah saling jatuh cinta, bertemu lagi dalam satu celah waktu. Cerita Max dan Laura pun bergulir di sebuah bar terpencil di daerah West Melbourne. Keduanya bertanya-tanya tentang perasaan satu sama lain. Bermain-main dengan keputusan, kenangan, dan kesempatan. Mempertaruhkan hati di atas harapan yang sebenarnya kurang pasti.

Setiap tempat punya cerita.

Dan bersama surat ini, kami kirimkan cerita dari Melbourne bersama pilihan lagu-lagu kenangan Max dan Laura.

Enjoy the journey,

EDITOR
***

Melbourne, adalah satu-satunya nama tempat yang aku pengen banget bisa studying abroad di sana! Lagi, Melbourne gak jauh-jauh amat dari Indonesia dan pendidikannya juga gak kalah bagus, dan satu lagiiii, Aussie ini adalah salah satu negara yang mempelajari bahasa Indonesia, jadi mungkin kita bisa dihargai lebih. ekekekkeke.
*

Cerita dimulai dengan dua tokoh, kadang Max, kadang Laura. Max yang tukang lampu, hehehe bukan tukang lampu beneran, maksudnya dia kerjanya ngurus-ngurusin pencahayaan suatu acara kayak konser gitu. Aku suka gimana Winna menceritakan indahnya cahaya itu. Apalagi pas nyeritain kamar Max, widiiihhhh kayaknya kereeennn banget gitu. Terus Laura, penyiar radio tengah malem. Penyiar Radio! heyyy, aku dari dulu kepengin banget jadi announcer, jadi pas baca makin tertarik, walau bagian itu gak terlalu digali.

*kalau gak salah angka* Empat tahun yang lalu keduanya menjalin cinta. Tapi putus karena Max harus pergi, dan sekarang Max pulang. Ketemuan deh si duo mantan ini. Di mana masing-masing karakter saling penasaran sama kejadian pas mereka pisah alias gak ketemu.

Ceritanya flashback-back-back-back. iya, alurnya mundur, dan sebenernya menarik soalnya kita terus menggali-gali informasi si karakter. Apalagi diramu sama plot majunya juga, penempatan plot maju sama plot mundurnya hebat deh. Dan sebenernya aku juga kagum sama kedua orang ini, karena walaupun mereka berdua gak ngobrol dan cuma duduk diem, itu tuh katanya nyaman aja, gak ada kebingungannya cari-cari topik buat dibicarain. Ohh~~ *ada di halaman 25.

Konflik di mulai pas ada tokoh baru, Evan. Evan itu pacarnya Cee, cuma Laura................................... *maaf, gak mau kasih spoiler, tapi kayaknya ketebak, yaudalah biarin._.*

Ceritanya baguuuuussss, kisah mereka berdua juga asyik, cuma sayang gak bikin greget. Tokoh yang aku suka malah bukan tokoh utama, malah sahabatnya Laura, si Cee, apalagi sama cara ngomongnya yang lucu. Aku malah ketawa bareng Laura ngebayangin plus ngedengering Cee ngomong di halaman 110. kekekekke.

Satu lagi, sebenernya gak masalah kali yak, cuma gak tau kenapa langsung ilfeel pas baca hal 142, yang 'sehabis bercinta' oh man, aku kan masih kecil unyu, emang harus banget ditambahin itu? heheh tapi yasudahlah, bisa diabaikan ini.

Novel ini bersetting di Melbourne tapi yang dieksplor dari negeri sananya cuma dikit, tapi lumayanlah dapet referensi. hihihihi.
“Nyaman adalah berbagi waktu tanpa perlu merasa canggung. Nyaman adalah menikmati keberadaan masing-masing, walau yang dapat kami berikan kepada satu sama lain hanyalah kehadiran itu sendiri. Nyaman berarti tidak perlu meminta maaf saat lengan kami bersenggolan secara tak sengaja, merokok dalam mobil dan bebas mengutak-atik stereo tanpa meminta ijin terlebih dahulu. Nyaman adalah meneleponnya tanpa alasan, hanya karena ingin mengobrol, atau karena ada film baru yang ingin kutonton tapi tidak punya teman untuk diajak. Rasa ini tidak perlu dilabeli, diartikan, atau dianalisa.” 

Sunday, 4 November 2012

Refrain

klik gambar agar sinopsis jelas
Judul               :  Refrain
Penulis             : Winna Efendi Penerbit           : Gagas Media
Tebal               : 318 halaman
Tahun terbit     first published 2009
Harga              : Rp 46.000,00
ISBN               : 979-780-362-7 (ISBN13: 978-979-780-362-9)
Penghargaan    : fiksi favorit Anugerah PembacaIndonesia Nominee (2010)



Ini adalah buku pertama Winna Efendi yang aku baca, dan sayangnya ini novel pinjaman-_- Dilihat dari covernya yang unik, yaitu sebuah amplop biru yang ditempel di bagian depan sampul, dan ternyata di dalam amplop terdapat kertas bertuliskan 'It's always been you....'. Memang penerbit Gagasmedia selalu memiliki keunggulan tidak hanya dalam kisahnya tapi juga covernya. Apalagi cover novel ini, berbeda dari novel kebanyakan. sinopsisnya juga yang keren u,u Kisahnya sendiri sangat klasik, yaitu tentang cinta dan persahabatan, dan malah lebih ditekankan pada persahabatannya, dan cintanya juga gak muluk-muluk.


Ini adalah novel terbitan 2009 yang baru aku baca september 2012, dan reviewnya baru kesampean sekarang-_- berhubung tugas resensi aku ini, jadi ya kesiniin aja, tentu dengan edit2! karena novel ini akan diangkat ke layar lebar dan ada casting untuk tokohnya juga, awalnya aku ingin ikut serta, makanya baca novelnya dulu supaya ngerti. Tapi nggak jadi ikut karena tokoh disini tidak cocok dengan saya! D': Tokoh perempuan disini tentulah harus bisa cheers dan untuk Anna yang wajah luar-Indonya, sedangkan aku lokal luar biasa-_- Jadi mari menunggu refrain di layar lebar bulan Februari 2013 nanti.

suka banget sama tokoh Anna disini, tegar, rela berkorban demi Indonesia merdeka! eh... rela membiarkan egonya untuk memiliki Nata maksudku. hoho
dan ini beberapa quote yang kuambil:
"Dia bilang ada tiga jenis orang di dunia ini; orang yang memiliki mimpi lalu memilih untuk mengejarnya sampai dapat, orang yang memiliki mimpi, tapi tidak melakukan apa-apa untuk menjadikannya nyata, dan orang yang sama sekali tidak mempunyai mimpi." – Danny.
''Cinta itu gak memiliki, semua orang bebas merasakannya, menyimpannya. Tapi kalau kamu terlalu takut untuk mengakuinya, selamanya kamu bisa terperangkap di dalamnya'' Annalise.
''Cita-cita adalah sebuah obsesi dan sesuatu yang menjadi penuntun hidup'' – Nata.
''Persahabatan itu gak memilih. Persahabatan bukan didasari oleh gender, usia, motif, atau apapun itu. Persahabatan yang tulus gak harus punya alasan'' – Niki.
''Orang dewasa kadang egois. Mereka selalu bebas ngelakuin apa aja yang mereka suka, tanpa mikir perasaan orang lain'' – Niki.
''Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya'' – Klaudie, adik permepuan Niki.
''Kita gak bisa memaksakan perasaan seseorang untuk menyukai kita. Yang bisa kita lakukan cuma merelakan, berharap supaya dia bahagia'' – Niki.