Thursday 26 July 2012

The Beekeeper's Apprentice (Gadis Sherlock Holmes)

Judul buku: The Beekeeper's Apprentice (Gadis Sherlock Holmes)
Pengarang: Laurie R. King
Tahun terbit: 1994/2011 (Indonesia)
Jumlah halaman: 425 halaman
Penerbit: Qanita
Sinopsis:
"Astaga, makhluk ini ternyata bisa berpikir," seru Sherlock Holmes setelah mengamati Mary Russel. Gadis itu begitu cerdas dan pandai yang membuat seorang Sherlock Holmes ternganga. Mulailah Holmes menjadikan Mary muridnya, mengajarinya dan mengikut sertakan Mary dalam -masalah Barker- kasus sederhana Holmes, walaupun di kasus ini Mary hanya mengikuti perintah Holmes. Kemudian dilanjutkan dengan kasus Mary sendiri, Holmes hanya memperhatikan, tak berbuat apapun, dan Mary manganggap ini sebagai 'ujian' dari Holmes.

Dan dimulailah, kasus besar yaitu penculikan putri senator. Sebenarnya saat itu Holmes tidak mengizinkan Mary untuk bergabung dalam kasusnya, namun karena Mary mendesak, akhirnya Mary diikutsertakan. Tidak seperti kasus sebelumnya, disini Mary berperan lebih banyak, dia tidak hanya mengikuti perintah Holmes, tapi juga berbuat di luar perintah Holmes. Dan ini semua membuat Holmes menjadikan Mary sebagai mitranya.

Namun, di saat perasaan antara guru dan murid itu berkembang, bahaya mengancam. Seorang kriminal kelas kakap mengincar nyawa semua yang dicintai Holmes. Termasuk Mary. Dimulai dari usaha peledakan bom, pebunuhan dan perminan-permainan lainnya. Holmes mati-matian berusaha melindungi gadis itu, sembari terus melakukan penyelidikan untuk menemukan si kriminal. Siapa orang itu sebenarnya? Mungkinkah dia punya hubungan dengan masa lalu Holmes, dan berkaitan dengan semua orang yang pernah dikalahkannya?
 ***
Awalnya kaget saat baca prakatanya, karena disana disebutkan bahwa ternyata ini bukan karya Laurie R. King, akan tetapi dari seseorang yang entah siapa mengirimkan ini kepadanya. Tapi King tidak hanya diam, tapi ia juga ikut merapikan ejaannya yang mengerikan dan memcahkan berbagai notasi singkatan pribadi yang ganjil.

Membaca novel ini awalnya oke, tapi kesana-kesananya agak membosankan, hanya menceritakan keseharian mereka, dialog pun hanya sedikit. Sempat terfikir untuk tidak melanjutkan lagi, tapi karena saat itu liburan dan buku-buku lain sudah dibaca kecuali ini, akhirnya saya meneruskannya. Hingga pada halaman 85, dimulailah kasus-kasusnya. Dan kasusnyalah yang menarik, semakin lama kasusnya semakin menarik. Di dalam kasusnya juga terdapat teka-teki (mengingatkanku dengan novel The Lost Symbol) dan akhir cerita pun tidak terduga.

Sangat suka dengan karakter Holmes, yang berbicara semaunya namun tepat sasaran, jenius, teliti dan berwibawa. Mary Russell juga, dia seorang cerdas, teliti dan pandai, juga memiliki kata-kata yang pas untuk membalas Holmes. Watson disini kurang mencolok, tapi diceritakan bahwa Watson adalah seorang yang penurut, tidak berani membangkang bahkan berbohong, makanya dia tidak pernah diberitahu jika ada suatu yang melibatkan sandiwara. Dan Mrs. Hudson, awalnya dia berperan cukup banyak, namun makin kesini makin tidak terlihat, tapi ada. Hudson orang yang sangat perhatian, penyayang dan cukup bagus dalam sandiwara.

Quote:
"Kau tahu, itulah gunanya air mata, untuk menghapuskan ketakutan dan mendinginkan kebencian."

Ada bagian yang membuat saya ngakak, yaitu:
"Jangan melenggang seperti itu, Russell!" Bisik Holmes garang. "Lemparkan sepatu botmu ke depan ketika berjalan dan biarkan sikumu sedikit menonjol. Akan membantu jika kau membiarkan mulutmu ternganga dengan tololnya. Dan, demi Tuhan, lepaskan kacamatamu, setidaknya sampai kita tiba di luar kota. Aku tidak akan membiarkanmu menabrak sesuatu pun. Bisakah kau membujuk hidungmu untuk sedikit beringus, agar mengesankan?"
ƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑ, sangat konyol membayangkan Mary yang mempraktekan pinta Holmes tersebut =))

Tuesday 24 July 2012

Bittersweet Love

Judul Buku : Bittersweet Love
Penulis : Netty Virgiantini & Aditia Yudis
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 252 Halaman
Tahun Terbit: 2012

Novel gagasduet ke-2 yang malah aku baca untuk pertama kalinya. Kirain bakal kaya #novel Oppa and I yg ditulis Orizuka & Lia Indra Andriana# yg kabarnya mereka tulis 1 bab 1 bab bergantian. Tapi novel ini tuh beda, ada 2 bagian. Yang keduanya saling berkaitan.
----
Bagian pertama (Take it) karya Netty Virgiantini yg menceritakan Nawang, cewek yang hobi tawuran, bahkan berani berada di posisi depan, posisi yang paling berbahaya. Disana ia berhadapan dengan Hefin, lelaki yang berasal dari musuh bubuyutan sekolahnya. Hefin juga adalah saudara tirinya. Ayah Nawang menikahi ibu Hefin. Nawang membencinya, ibu Hefin membuat keluarganya menjadi berantakan.

Nawang menyukai Artan, lelaki itu selalu berhasil melindungi Nawang selama tawuran. Tetapi Artan hanya menganggapnya sebagai sahabat, dan malah menyukai Joanna. Joanna yang juga saudara tirinya. Ibu Nawang menikahi ayah Joanna.

Dengan semua kepahitan hatinya, ia menunjukan kebencian itu lewat tindakannya kepada keluarganya. Ia merasa tak ada seorang pun ada untuknya.

Bagaimana Nawang menyelesaikan masalahnya jika perasaan sakit itu masih ada? Dan atas dasar apa Hefin sebegitu benci terhadapnya?
*

Begian kedua (Pulang) karya Aditya Yudis menceritakan dengan sudut pandang berbeda. Bukan Nawang tetapi Joanna, saudara tiri Nawang. Ini uniknya novel ini dibanding novel-novel lainnya. Disaat Nawang merasa orang tuanya direbut. Joanna yang hanya memiliki ayah karena bundanya meninggal pun mengalami hal serupa. Ditambah Nawang yang selalu memperlihatkan kebenciannya, membuat Joanna seperti tidak punya siapa-siapa kecuali abangnya (sepupu Joanna).

Jalan ceritanya hampir sama dengan Take it, hanya saja dalam sudut pandang Joanna. Bagaimana ia melakukan perlawanan terhadap ayahnya, bagaimana ia menanggapi perlakuan Nawang, dan bagaimana ia menanggapi Artan -sahabat Nawang- yang tertarik padanya. Ia sangat ingin kembali ke kehidupannya yang dulu.

Bagaimana Joanna menyelesaikan masalahnya jika ia masih tak rela memiliki ibu baru? Dan apakah Artan benar-benar menyukainya?
*

Tentang kisah pertama 'Take it' lebih kerasa banget kesedihan yang dialami Nawangnya. Kata-kata yang digunakan pun sangat nyaman. Aku lebih suka cerita ini dibandingkan dengan kisah keduanya 'Pulang'. Ngena banget dan sukses bikin aku nangis. Di kisah kedua, penggambaran perasaannya itu kurang greget. Kata-kata yang digunakan lumayan enak lah.

Kolaborasi yang cukup mengagumkan, tapi saya menemukan kesalahan di kisah kedua. Mungkin karena beda penulis. Yaitu pada saat Nawang berbicara "Sore, mas Mike" dan dituliskan juga mereka berdua -Nawang dan Mike- saling bicara, ngobrol. Tapi! karakter Nawang di kisah pertama itu tidak mau berhubungan sama sekali dengan siapa pun dari keluarga barunya. Nah ini malah nyapa dan ngobrol._-

Selamat Hari Anak Nasional Indonesia

ini harusnya di post kemaren tanggal 23 july, tapi karena baru kepikiran idenya jadilah sekarang gue post! hohoho. so, sekarang gue mau bahas tentang anak Indonesia!

gue agak kecewa nih sama anak Indonesia, masa di angkot ada pengamen nyanyi tentang cinta? siapa lu gitu, anak kecil udah maen cinta-cintaan, ngerti cinta emang lu? -_- harusnya anak kecil itu ya nyanyi anak-anak! bukannya cinta-_- lagu anak-anak kan banyak, masa gak hafal._.

hayo lho, masih inget lagu bintang kecil, naik delman, pelangi, balonku, ambilkan bulan, cicak di dinding, mata saya, dan lainnya
sekarang gue nanya sama lu yang udah ngerasa gede sedikit? lo pengen gak balik ke masa kecil lo? pasti mau dong! siapa yang gak mau gitu. masa kecil emang masa paling indah, gak punya masalah, gak punya PR matematika dan lainnya yg buat kepala butek dan yang penting gak ada yang namanya galau gegara cinta! tapi sayangnya semua itu harus lu kubur, karena doraemon gak mau minjemin mesin waktunya ke elu HAHA

dan buat lu yang udah gede, jaga kelakuan lu men, karena anak kecil itu terbiasa dengan meniru, mending niru yang baiknya, kalau yang buruknya? kacau kan. makanya kita mulai dengan diri kita sendiri untuk berperilaku baik ;;)

ada hari anak, kalo hari remaja ada gak yaaaa ._.

Monday 23 July 2012

Fate

Judul: Fate
Penulis: Orizuka
Penerbit: Authorized Book
ISBN: 978-602-96894-0-2
Cetakan pertama: 2010
Tebal: 288 halaman

Jang Min Ho dan Jang Min Hwan.
Dua putra Keluarga Jang yang terpisah selama bertahun-tahun, sekarang harus bertemu kembali untuk mendengarkan wasiat ayah mereka yang telah meninggal dunia.
Jang Min Ho, terlahir sebagai anak dari istri yang sah, hidup serba berkecukupan di Indonesia. Sementara itu, Jang Min Hwan terlahir sebagai anak dari seorang pelacur, hidup susah di Korea.
Demi mendapat segala kekayaan Keluarga jang di Indonesia, dua putra Keluarga Jang harus memenuhi segala permintaan ayah mereka di dalam surat wasiat, termasuk tinggal bersama di rumah keluarga Jang. Rasa dendam, sakit hati, dan masa lalu yang pedih membuat kedua kakak beradik ini lebih mirip seperti orang asing.
Kehadiran Dena, anak gadis kepala pelayan yang juga adalah teman masa kecil mereka, berhasil membuat mereka kembali bersatu. Tapi di saat mereka akhirnya merasa sudah mampu melewati masa itu, ternyata nasib berkata lain.
Nasib.
Ketetapan Tuhan.
Sesuatu yang tidak bisa diubah dengan tangan manusia.
Bagaimana Jang Min Ho dan Jang Min Hwan menghadapi nasib mereka? Sanggupkah mereka mengubahnya?

***
Quote favorit:
Kukira lulusan SMA atau apa pun tak masalah selama kau memang berbakat. Dan berusaha. Karena bakat tanpa usaha adalah nol besar.

Gue bukannya tamatan SMA makanya milih quote ini, lagian gue baru kelas 10 tapi ini ngebuat kita tau kalau bakat itu penting. Ngomong-ngomong tentang bakat.........bakat gue apa yaa?

Bagian favorit yaitu tiap denger ceplosannya Min Hwan, bikin ngakak, ada aja gitu idenya tuh. Hoho

Banyak kosakata koreanya, nambah ilmu deh tapi karna kebanyakan jd bingung, jd musti sering liat kamusnyaa, di buku dikasih tahu di bawah halaman dan di halaman paling belakang juga ada.

Jalan ceritanya oke bagus tapi rada janggal di Min Ho nya nih, kok dia lebih milih nyari cewek lain, padahal dia suka sama Adena. Bingung gituu, kayak terlalu memaksakan. Begitu pula dengan penyakit keturunannya. Klepek klepek deh sama tokoh Min Hwan, hahaa walau awalnya rada nyebelin, marah-marah terooosss. Jang Dae Gwan juga agak maksain tentang warisannya, nyuruh Min Ho ngulang S1 jurusan bisnis, pdhl dia udh S2 dan udh jd jurnalis. Tapi its okay lah. Penulis bebas kok mengarang.

The Invention Of Hugo Cabret

Judul Buku : The Invention of Hugo Cabret
Penulis : Brian Selznick
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 543 Halaman
Tahun Terbit: 2012

Keren banget! Memikat! Sebuah karya sastra dipadukan dengan seni. Aaa hebat sekali Brian Selznick. Ia memiliki imajinasi luar biasa. Dengan adanya gambar, penulis tidak menjelaskan secara rinci lagi karena gambarnya saja sudah menjelaskan dengan detail. Walaupun di awal terjemahannya agak kurang nyaman tetapi kesananya menjadi bagus.

Hugo Cabret menjadi 'Perawat Waktu' di Stasiun.
Hugo sedang mencuri mainan di kios di stasiun! Namun kakek penjaga kios itu menyadarinya, ia langsung memegang tangan Hugo keras dan memanggil-manggil polisi stasiun. Karena polisi stasiun tak muncul juga, kakek itu menyuruh Hugo mengeluarkan segala benda yang berada di saku Hugo, Hugo pun mengeluarkan barang-barangnya. Sebenarnya ia tak mau mengeluarkan buku catatan ayahnya, namun kakek itu mendesak dan Hugo pun mengeluarkannya. Kakek itu membuka dan membolak-balikkan buku seakan ia mengenali gambar dibuku, ia bertanya tp Hugo tidak mau memberitahu. Dan kakek itu pun merampas semua barang Hugo, mengancam akan membakar buku Hugo. Kakek itu pulang, Hugo mengikuti dari belakang. Kakek itu masuk ke rumah dan mengusir Hugo tapi Hugo tetap bersikeras disana, melempar batu ke jendela rumah si kakek dan keluarlah gadis dengan umur sebaya dengannya dari rumah si kakek. Ia berjanji memastikan buku catatan ayah Hugo tidak akan terbakar walau Hugo tidak memberitahu buku apa itu.

Hugo pulang ke stasiun dan membuka tutup di dinding. Mengeluarkan suatu benda yg mengingatkan Hugo tentang: Awalnya ayah Hugo mengajari Hugo memperbaiki mesin (jam) hingga ia bisa membetulkan barang rusak ketika berumur 6 tahun.

Ayahnya bekerja paruh waktu di sebuah museum, tepat di lotengnya ia menemukan automaton yg menakjubkan, yg menurut perkiraan ayahnya automaton itu bisa menulis.

Suatu malam, penjaga tua di museum lupa bahwa ayah Hugo sedang bekerja di loteng, lalu ia mengunci pintu sehingga ayah Hugo terkunci di dalam. Museum kebakaran. Tak ada yg tahu penyebab kebakaran itu. Ayahnya meninggal. Paman Claude datang menjemput Hugo, Hugo mengemasi koper dan menyelipkan buku catatan ayahnya ke saku. Paman Claude membawa Hugo ke stasiun dan mengajarkan serta menjadikan Hugo sebagai 'Murid Perawat Waktu'. Hugo menyukai pekerjaan itu. Hugo jg diajarkan mencuri, terutama makanan (mencuri mainan adalah pengecualian), ia tidak suka cara itu, tapi itulah satu-satunya cara agar mendapat makanan

Sampai ketika, ia harus mengerjakan pekerjakan itu seorang diri karena paman Claude menghilang dan tidak pulang sama sekali. Setelah malam ketiga pamannya tidak kembali, Hugo berniat untuk kabur. Tak tahu kemana harus pergi, tetapi kakinya membawa Hugo ke tempat reruntuhan museum yg terbakar. Ia menemukan automaton itu tergeletak hancur lalu memungutnya dan kembali ke stasiun, karena tidak ada tempat lain.

Ia bertekad memperbaikinya dengan bantuan dari buku catatan ayahnya. Ia membuat banyak kemajuan terhadap automaton tersebut. Lewat tulisan yg akan ditulis automaton itu, ia yakin automaton itu dapat membuat masa depannya menjadi baik. Tetapi sekarang buku catatan ayahnya berada di kakek penjual mainan, Hugo harus bisa mengambil catatannya kembali. Siapa kakek itu? ? Apakah kakek itu tahu mengenai automaton yang ditemukan ayahnya? Dan berhasilkah gadis itu membawakan buku catatan ayahnya kepada Hugo? Apakah Hugo bisa memperbaiki automaton tanpa buku catatan ayahnya? Apa sebenarnya yang ditulis automaton itu? Benarkah automaton itu bisa mengubah hidup Hugo?
***
Ini baru satu masalah yang aku ceritain, masih ada satu masalah lain yang lebih tanda tanya. Tapi postingannya udah kepanjangan, jadi yang penasaran silahkan dibaca bukunya. Gak nyesel deh! Gak akan bosen bacanya, saya saja membacanya cuma 2jam setengah, terdapat 158 gambar dari 543 halaman, luar biasa. George Mellies merupakan satu-satunya tokoh asli yang benar-benar ada di kehidupan nyata, tapi sifatnya hanya rekaan penulis. Film, yang disebutkan semuanya memang benar ada. Bisa dilihat film apa saja di belakang buku. Novel yang sangat mengesankan!