Saturday, 26 October 2019

EKSPEDISI HIMITEKA IV (Idul Adha, Transplantasi Karang, Fun Diving, dan Sunset)

I know this is sooooo late, gue nulis ini tahun 2017 tapi belom dipublish karena belum ada dokumentasi. Eh terus guenya malah gak main blog lagi, dan sekarang baru keinget setelah liat draft. So here we are the next chapter of Ekspedisi Himitek IV. btw gue gaak edit textnya ya..
-------------------------

Halo semua, welcome back! ketemu lagi sama gue kalo lo emang ngikutin cerita gue. Yang gak ngikutin, mungkin bisa liat berurutan dari pas hari keberangkatan, hari kesatu,hari kedua+ketiga, dan hari keempat+kelima.

Jadi, tanggal 1 September 2017 merupakan hari Idul Adha. Yea, Hari lebaran haji, daging kambing dan sapi bertebaran. Tapi, di Pulau Kelapa Dua gue cuma nemu daging kambing. Sayangnya gue gak suka daging kambing, hff. Pagi-pagi kami sudah disibukkan untuk antre mandi supaya gak telat sholat Ied. Dan untungnya kita tepat waktu.
pict by: Darin
Lalu hari ini kegiatannya apa? Tim pemetaan telah mengambil semua data yang diperlukan, begitu pula tim hidrobio dan tim oseanografi. Jadi hari ini tim akustik yang bekerja. Kebetulan kemarin tim akustik baru beroperasi, tapi sayangnya ada beberapa kendala yang menjadikan mereka tidak mendapatkan data apa pun. Hari ini, untungnya semua data kelima pulau diambil. Begitu pula sebagian anak di tim oseano dan tim hidrobio yang kebetulan hari itu ambil data sosek. Terus tim pemetaan? Libur! Gue sendiri kerjanya tidur dari setelah sholat hingga siang. Bangun karena sudah terlalu lapar, haha. Lagian mau ngapain lagi coba selain tidur? Hp gue gak ada karena hilang, so gak ada mainan lain. Sorenya gue akhirnya memutuskan baca ebook di laptop hingga malam.
pict by: Darin
Besoknya, tanggal 2 September 2017. Pagi-pagi kami sudah bersiap untuk transplantasi karang. Jadi sebelumnya kami sudah menyiapkan batu-batu dari semen dimana setiap batu memiliki 5 lubang untuk disimpan karang kecil. Kami ke Pulau Panjang untuk mengambil patahan karang yang nantinya kita semen ke batu tadi. Setelah itu baru kita ke lokasi transplantasi untuk menyimpan karang tersebut. Fyi, karang yang biasa dipakai untuk transplantasi itu adalah karang jenis branching alias menjari. Kenapa? Karena karang ini dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan karang lainnya, sekitar 2-3 cm per bulan. Yaah, walaupun menurut gue gampang juga patahnya karena setiap gue liat rubble yaa dari pecahan karang ini. Tapi setidaknya kami telah berusaha merehabilitasi karang di Kepulauan Seribu.
Siangnya kami ke laut di dekat Sebaru untuk fun diving. Hore! Jadi gue kebagian dive pertama bersama 5 orang lainnya. Tapi nyebelinnya dive pertama jadi dive yang paling cepet, bahkan foto gue cuma sedikit, hff. Btw, karang di sini jelek, gue malah lebih suka pas di Genteng atau di Macan Kecil. Yaahh, ini cuma masalah spot kami berhenti sih. Coba kalo agak ke kiri dari lokasi fun dive kami, di situ bagus.
Reki -Rita - Darin - Uti - Bale
Habis fun dive, gue dan beberapa teman menuju ke tubir pulau sambil snorkling. Nyebelinnya, bulu babi is everywhere! Jadi gue berenang agak menjauhi si bulu babi. Berenang di antara kapal, kami bermain naga kepala tiga melawan cacing. Kayak bocah deh pokoknya. Gimana-gimana? ya pokoknya seru deh . Terus kita juga makan sotong langsung dari laut! Jadi setelah ditangkap, ini sotong dipukul2, ditonjok2 ke lantai kapal supaya agak empuk katanya, terus dikasih jeruk nipis biar gak amis, terus bisa langsung dimakan deh, rasanya masih agak keras dan asem jeruknya kerasa banget wkwkw, tapi lucu aja makan langsung gini :D
Pict by Kiki
Ohiya, ada yang lucu di sini. Entah kenapa, beberapa cowok di kapal sebelah (kami pakai 2 kapal), perutnya pada mules. Mereka akhirnya membuang hajat tersebut di laut. Menggunakan pelampung, mereka berenang agak menjauhi kapal. Entah gimana caranya gue gak ngebayangin. Saking menghayatinya, mereka sampe terbawa arus jauuuhh sekali dari kapal. Sumpah, kocak banget poop di laut! wkwkw
Terus gue sempet gak berani sholat di atas kapal. Pasalnya gini loh, ini kapal kan terombang ambing. Terus lo tau kapal yang di tengahnya ada semacam rumah? Nah, gue musti sholat di atasnya, di sebelah bendara cuy! Gue takut terjungkal jatuh ke laut saat sedang sholat. Tapi, setelah melihat beberapa temen gue yang aman-aman aja, akhirnya gue sholat juga di atas rumah kapal itu. Gila, melatih keseimbangan euy!

Setelah jam 5an semua kebagian dive, kecuali yang memang gak mau. Gue dan teman-teman meluncur menuju Pulau Bulat. Gue kemarin satu kapal bayar 20 ribu ke orang pulaunya. Pulau ini terkenal akan sunsetnya yang bagus. Jadi, kami ke sana dan benar saja, sunsetnya bagus. Kami foto-foto pakai kamera atau pakai hape, dan kami juga sempat pakai drone. Btw, di sini gue beli gorengan kan, dan lo tau berapa harganya? 2000 satu buah. Beuh, mahal ya tapi karena lapar ya tetep beli. Sunset selesai, kami pun pulang. Packing untuk siap-siap pulang besoknya.
Taken via drone
Besoknya, hari Minggu tanggal 3 September 2017, kami pulang menggunakan Sabuk Nusantara yang memang jadwalnya pulang menuju Sunda Kelapa. Kapal berangkat pukul 11 siang. Jadi kami bergegas dari Pulau Kelapa Dua dari pukul 9 pagi. Yahh biar gak rebutan orang, karena kami ber-38 manusia. 2 orang lagi naik kapal ojeg karena diburu waktu, sudah pergi sejak pagi tadi.

Entah dosa apa yang telah gue buat, kenapa kesialan belum menghilang dari gue? Sendal yang gue pakai hilang! Gue kira ada yang pake gitu siapa, tapi sampai si kapal kosong itu sendal gak balik-balik! Alhasil pas turun kapal gue nyeker kaki. Mana anak-anak ngeledek lagi, ngatain gak punya cowok lah. Hubungannya apa coba? Zzz. Tapi senangnya, Eko meminjamkan sendalnya ke gue, jadi dia yang nyeker, yeay, entah dapet angin apa dia baik banget. Tapi sebelnya, setelah sampai kembali ke Bogor, waktu mau turun bus, dia minta sendalnya. Deuh. Akhirnya gue nyeker lagi. Tapi senang lagi gara-gara ternyata Dwi bawa sendal dua buah, jadi satunya bisa dipinjam. Gue gak nyeker lagi!

Kadang, gue mikir, gue dosa apa coba bisa sampai hilang hp dan hilang sendal begini. Tapi Ala bilang, "ujian itu bukan karena kita ngelakuin dosa, tapi justru untuk mengingatkan kita untuk lebih memperkuat iman kita". Gak gitu sih ngomongnya, tapi itu yang gue tangkep maksudnya. Tapi-tapi, setelah gue sampai Bogor dan masuk perkuliahan. Jendral aing bilang itu karma gara-gara hp dia yang pernah kecebur laut gara-gara gue L

Alhamdulillah, kami semua pulang dengan keadaan sehat, waktunya mengolah data! Sampai jumpa di tulisan lainnya J