Halo semua, kali ini gue mau cerita
tentang perjalanan ekspedisi gue selama 9 hari. Produktifnya cuma 7 hari sih,
sisanya perjalanan pergi dan pulang. Perjalanan dan pengalaman yang bikin kulit
gue eksotis banget, pake banget, hp gue hilang, dan apalagi ya? haha. Total
semua yang berangkat ada 41 manusia tapi 5 manusia diantaranya menyusul pas
hari ke-4 karena 3 anak lagi PIMNAS PKM dan 2 asisten ahli yang menyusul
membantu pengambilan data.
Hari itu tanggal
25 Agustus 2017 kasusnya gue lagi temu kangen sama Reva karena semenjak KKN dan
libur gue belum ketemu lagi. So, kami ke Recheese Dramaga yang baru buka
(berhubung masih diskon 50%) lanjut ke kostan Reva yang baru sebab gue belum
pernah ke sana. Kami berlarut-larut-ria menghabiskan waktu hingga magrib karena
rencana awalnya jam 7 malam ratek, pulang ke kostan, packing, terus kumpul lagi
jam 12 malam untuk briefing keberangkatan. BUT, tiba-tiba disuruh kumpul jam 8
malam dengan kondisi sudah packing dan siap berangkat.
Alhasil, gue
yang jam 7 baru kelar makan langsung packing kilat, mandi, dan caw jam setengah
9 malam dianter Reva kusayang. Reva gak ikut, dia mau pulang ke Medan, huaaa L. Nyebelinnya,
di sana baru sedikit orang, huff, tapi gapapa daripada pergi lebih malam tapi
gak dianter Reva. Soalnya begini loh, jarak kostan gue dan tempat kumpul
(Sekret Himiteka, Gedung FPIK) itu jauhnya lumayan. Lo tau IPB Dramaga luas
kan? Nah, lu musti jalan dari ujung ke ujung kampus! Yeah, begitulah nasibnya
fakultas kami yang letaknya jauh dari garis depan.
Singkat cerita,
gue sampe kampus, melihat bawaan mereka. Ada yang pake carier, ada yang bawa
tas gendong gede plus goodie bag, ada yang bawa koper kecil (anak-anak
bilangnya tas drone, wkwk). Sedangkan gue bawa 3 tas, tas merah gue yang biasa
(isi laptop, alat sholat, make up, dompet, makanan), tas jinjing hitam gue yang
ukurannya lumayan (isi baju, booties, makanan), dan tas ADS gue (masker,
snorkel, fins, makanan). Hahaha isi semua tas gue selalu ada makanan.
Bosan menunggu,
kami ngobrol, jajan, ngemil, lalu tidur, hingga pukul 2 dini hari tanggal 26 Agustus bus datang. Kami
pun memasuki alat-alat terlebih dahulu dikomandokan para logstraner.Setelah itu kami memasuki diri kami
sendiri ke bus. Tapi sebelumnya kami sempat briefing berdoa demi kelancaran
ekspedisi. Kami berangkat jam 3 dini hari. Semua orang tidur di bus. Pukul 4 lewat 30 menit kami sampai di
Pelabuhan Sunda Kelapa. Itu pertama kalinya gue disitu, dan ternyata Sunda
Kelapa ini dipenuhi banyak balok-balok yang biasanya di belakang truk. Lo tau
kan maksud gue? Gue gatau namanya, hehe. Tiba-tiba keinget film Step Up yang
dance-dance gitu, haha.
Kami naik kapal
Sabuk Nusantara. Fyi, kapal ini berangkat dari Sunda Kelapa-P.Untung Jawa-P.Pramuka-P.Harapan-P.Kelapa tiap hari Senin,
Rabu, dan Sabtu serta balik lagi dengan rute kebalikannya yaitu hari Selasa,
Kamis, dan Minggu. Gue rekomen buat yang mau ke Kepulauan Seribu mending naik
ini aja, walaupun waktu perjalanannya lebih lama, tapi untungnya lebih banyak.
Tarifnya cuma 15ribu, beda kalo lo naik kapal ojek biasa yang kalo ke Kelapa
bisa sampe 45-55ribu. Terus, di sini juga ada tempat tidurnya gitu,
cepet-cepetan sih, tapi gue selalu dapet jadi enak gue tidur hampir di
sepanjang perjalanan.
Kami sampe ke
Sunda Kelapa itu kepagian coy. Kapalnya masih sepi. Dermaganya juga masih sepi.
Terus baru terdengar adzan, tapi bingung mau sholat ke mana. Untungnya gue
sedang berhalangan, hehe. Akhirnya kami sarapan dulu yang sebelumnya sudah disiapkan
anak konsumsi. Lauknya ayam sama orek tempe. Seret banget, gak ada sayur, gue
susah nelen. Lalu muncul abang-abang kapal, kami bilanglah numpang sholat,
terus masukin muatan, bayar, dan nunggu kapal berangkat.
Kapal berangkat
jam 8 pagi. Berhubung menunggu lama, kami yang pada dasarnya berjiwa narsis
akhirnya memutuskan untuk berfoto-ria, mengelilingi kapal, berebut tempat
tidur, liatin sang nahkoda yang kebetulan ganteng, dan lain-lain. Ketika kapal
mulai berangkat, gue kembali ke dek bawah untuk ngobrol bentar lalu tidur.
Bangun-bangun di Pulau Pramuka. Gue sengaja bangun karena katanya bisa jajan
telor gulung. Tapi pas keluar, ternyata tukang dagangnya jauh dari kapal, dan
karena takut ketinggalan kapal, gue akhirnya minta satu tusuk aja ke temen gue,
hehe.
Kapal
melanjutkan perjalanan, gue agak lama diem di pinggiran kapal, liatin
pemandangan yang cerah, laut yang biru, angin yang semilir menyejukkan. Cukup
puas gue balik ke dek bawah, ngobrol bentar, lalu tiba-tiba pusing. Sementara
ketuplak ekspedisi gue juga sudah pusing duluan, gue ikutan pusing. Gue tiduran
di tempat tidur tingkat bawah, tapi kok guncangannya tetep kenceng ya? Dengan
pura-pura biasa aja, lantas gue pindah ke tingkat atas, lumayan, guncangannya
gak sekenceng di bawah, lalu tidur, supaya gak mual. Nyampe di Pulau Kelapa, gue seger. Gue
bantu pindahin alat-alat ke tempat yang teduh.
Sambil nunggu
kapal ojek yang akan mengangkut kami ke Pulau Kelapa Dua, Pulau dimana mess gue
bakal tinggal. Kami jalan-jalan dulu mencari secuil jajanan. Tapi hey alangkah
jauhnya dramaga ke tempat jajanan. Jadi gue dengan beberapa temen gue gak ikut
sampe jauh ke sana, Cuma setengah jalan, tapi lumayan nemuin es-es-an dan
gorengan. Kapal kecil sewaan kami pun datang, kami naik, dan kami membelah gelombang
menuju pulau tujuan.
Sampai di sana,
gue kaget. Sekaya Maritim, tempat kami tinggal, tidak ada isinya, maksudnya
barang-barangnya. Gue yang gak punya dan gak bawa sleeping bag, khawatir sakit
badan selama seminggu lebih. Tapi syukurnya, mess cewek di belakang rumah ini.
Rumah biasa, dengan fasilitas ac dan ada tempat tidurnya. Tapi sayangnya di
kemudian hari sang ketuplak melarang kami menggunakan ac demi menghemat, huff.
Lalu apa gue nurut? Biar paguyuban kamar beban yang menjawab.
Kamar gue itu
kamar beban. Tiap pagi selalu jadi yang paling terakhir ngumpul, yang paling
dicari-cari tiap pagi. Tapi jangan salah, tiap mau evaluasi malam, kami selalu
cepat. Tau kenapa? Karena lapar yang mengharuskan kami datang lebih cepat,
haha. Kamar gue kebetulan isinya 4 manusia. Gue, Rita, Chobil, dan Ala.
Singkatnya, H-1
itu isinya cuma perjalanan pergi. Kita sampe siang jam 2an. Sisanya kosong gak
ngapa-ngapain. Istirahat lebih tepatnya untuk malamnya briefing terkait
pengambilan data esok hari.
Udah, sampe sini dulu ya, karena percaya gak
percaya gue hampir mengetik 1000 kata. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya,
bye!
Jadi pengen ke Pulau Seribu, padahal deket, tapi belum sempet..
ReplyDeletemendingan ke palau sangiang di sana masih asli looh
ReplyDelete