|
gambar dari sini dengan sedikit editan saya |
Judul: Seandainya...
"Nin, Shanin kamu kenapa?" Tanyamu padaku.
Aku hanya melihatmu terpana. Siapa lelaki tampan dihadapanku ini, dan
kenapa kamu bisa mengenaliku yang bahkan aku belum pernah mengenalimu
sama sekali. Dan
tunggu, kenapa aku ada di taman, bukankah aku sedang di perpuskaan
melihat-lihat buku, dan aku mengambil buku bersampul coklat usang itu,
membukanya dan...
"Nin, jangan bengong aja hey." Katamu lagi menyadarkanku.
"Er, hai, maaf, apa katamu?" Tanyaku linglung.
Di sinilah aku menyadari semua, aku terbawa ke masa lalu, entah ini
dimana tapi semua orang di sini mengenalku. Dan yang mengejutkanku ini
tahun 1912, seratus tahun sebelum tahun 2012 yang baru saja beberapa
menit lalu aku lewati. Ya, terdengar sangat tidak masuk di akal tapi di
sinilah aku sekarang. Mencoba mengingat-ingat kejadian sebelum aku
terhempas ke sini, ke masa lalu.
"Nin, aku suka kamu. Err, bukan, aku mencintaimu....sepenuh hatiku. Emm, mau gak kamu jadi pacar aku?" ucapmu tulus padaku.
Ya, aku mau jadi pacarmu, mau sekali, sejak pertama aku melihatmu, aku
yakin aku suka padamu, dan setelah tinggal di sini selama 2 bulan aku
semakin yakin, rasaku terhadapmu bukan hanya sekadar suka lagi,
melainkan cinta. Ya, cinta. Tapi bagaimana jika aku kembali ke asalku,
ke tahun 2012. Memang aku belum tahu caranya hingga sekarang tapi aku
takut, aku tidak mau membuatmu sedih.
Aku menghembuskan nafasku bahagia, aku telah berhasil membawa anak
kita, anakku dan tentunya anakmu juga, lahir ke dunia ini. Seorang
anak perempuan yang sangat mirip denganku katamu, tapi mengapa wajahmu
memasang raut sedih seperti itu? Bukankah sudah pernah kukatakan bahwa
aku tidak suka dan tidak mau melihat raut wajah seperti itu?
"Selamat Pak, anaknya perempuan, sangat mirip dengan ibunya. Tapi, maaf, ibunya tidak tertolong."
Sontak aku kaget, aku...tidak tertolong. Dan udara seperti menghilang
enggan masuk ke paru-paruku, sesak. Aku terpilin hingga terjatuh ke
kursi tempatku melihat buku coklat usang ini. Tunggu, buku ini...bukankah aku sedang berada di ruang operasi untuk melahirkan anakku dan anakmu. Tapi kenapa sekarang?
Aku
melihat ke buku usang ini, tertulis 'Catatan Kehidupan Shanin' aku
membukanya lagi dan tak ada yang terjadi seperti sebelumnya ketika aku
terhempas ke masa lalu. Kubaca dan akhirnya aku tahu, buku itu
menceritakan anak kita. Kamu memberikan nama pada anak kita dengan
namaku, karena ketika kamu melihat padanya, kamu seperti melihatku. Dan
aku merasa bersalah yang teramat karena telah membuatmu sedih, padahal
aku tidak mau membuatmu seperi itu, dan sekarang malah aku yang
membuatmu sedih.
Seminggu setelah aku kembali ke tahun 2012, aku masih dirundungi
ingatan ketika kamu bersamaku. Aku tak menyangka aku akan kembali ke
masa sekarang, bahkan aku sudah melupakan masa sekarang karena aku
berada di masa lalu sudah empat tahun, dan aku sangat bahagia
melewatinya. Lalu tiba-tiba saja aku berada disini lagi, dan aku tak
percaya aku kembali ke sini dengan hanya melewatkan satu detik!
"Maaf, aku tidak sengaja, kamu gak papa?" Tanyamu padaku sembari membantuku berdiri.
Tunggu,
kamu? Benarkah? Aku sangat bahagia melihatmu disini lagi, peduli amat
tentang kenapa kamu bisa di sini. Aku pun tidak menyia-nyiakan
kesempatan bertemu denganmu, di masa sekarang.
"Nin, aku sayang kamu. Err, bukan, aku mencintaimu....sepenuh hatiku. Emm, mau gak kamu jadi pacar aku?" ucapmu tulus padaku.
Kata-kata itu lagi, akankah kehidupanku di masa lalu itu akan terulang
di masa sekarang? Aku ingin sekali mengatakan ya, tapi lidahku seolah
tak menurut dengan kemauanku. Aku terlalu takut mengetahui ketika aku
melahirkan anak kita, aku akan mati. Aku tahu aku egois, aku takut mati
tapi kumohon...mengertilah. Maafkan aku telah membuatmu terluka.
Empat tahun pun terlewati dan selama itu pula aku merasakan sakit karena aku tak mengatakan 'ya'.
Kini kamu berada di pelaminan, bersama wanita yang kamu pilih. Entah
bagaimana aku tidak bisa melupakanmu secepat kamu melupakanku. Ah tentu
saja, aku mengenalmu sejak aku berada di masa lalu dan kamu, baru
mengenalku sejak aku kembali dari masa lalu. Tentu saja kamu lebih
mudah melupakanku. Aku iri, iri sekali dengan kamu yang dengan mudahnya
melupakanku, dan aku juga iri dengan wanita yang berada di sampingmu
sekarang.
Seharusnya aku tidak iri karena aku pernah merasakannya di masa lalu,
tapi aku akui aku egois, tak mau ada orang lain selain aku yang
seharusnya di sampingmu. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa lagi. Kamu
bukan milikku lagi.
Dan
ajalpun menjemputku, meski aku tidak melahirkan anak kita, ajal tetap
akan datang. Seharusnya aku tahu itu. Tapi keegoisanku menghancurkan
segalanya, seandainya saat itu aku mengatakan 'ya'. Mungkin takkan
sesakit ini.
***
bagi yang mau ikutan, lomba ini berhadiah dua paket buku outlander 1&2. Deadline sampe 31agustus 2012, jam 09.00 lengkapnya disini