Judul buku: The Beekeeper's Apprentice (Gadis Sherlock Holmes)
Pengarang: Laurie R. King
Tahun terbit: 1994/2011 (Indonesia)
Jumlah halaman: 425 halaman
Penerbit: Qanita
Sinopsis:
"Astaga, makhluk ini ternyata bisa berpikir," seru Sherlock Holmes
setelah mengamati Mary Russel. Gadis itu begitu cerdas dan pandai yang
membuat seorang Sherlock Holmes ternganga. Mulailah Holmes menjadikan
Mary muridnya, mengajarinya dan mengikut sertakan Mary dalam -masalah
Barker- kasus sederhana Holmes, walaupun di kasus ini Mary hanya
mengikuti perintah Holmes. Kemudian dilanjutkan dengan kasus Mary
sendiri, Holmes hanya memperhatikan, tak berbuat apapun, dan Mary
manganggap ini sebagai 'ujian' dari Holmes.Dan dimulailah, kasus besar yaitu penculikan putri senator. Sebenarnya saat itu Holmes tidak mengizinkan Mary untuk bergabung dalam kasusnya, namun karena Mary mendesak, akhirnya Mary diikutsertakan. Tidak seperti kasus sebelumnya, disini Mary berperan lebih banyak, dia tidak hanya mengikuti perintah Holmes, tapi juga berbuat di luar perintah Holmes. Dan ini semua membuat Holmes menjadikan Mary sebagai mitranya.
Namun, di saat perasaan antara guru dan murid itu berkembang, bahaya mengancam. Seorang kriminal kelas kakap mengincar nyawa semua yang dicintai Holmes. Termasuk Mary. Dimulai dari usaha peledakan bom, pebunuhan dan perminan-permainan lainnya. Holmes mati-matian berusaha melindungi gadis itu, sembari terus melakukan penyelidikan untuk menemukan si kriminal. Siapa orang itu sebenarnya? Mungkinkah dia punya hubungan dengan masa lalu Holmes, dan berkaitan dengan semua orang yang pernah dikalahkannya?
***
Awalnya kaget saat baca prakatanya, karena disana disebutkan bahwa ternyata ini bukan karya Laurie R. King, akan tetapi dari seseorang yang entah siapa mengirimkan ini kepadanya. Tapi King tidak hanya diam, tapi ia juga ikut merapikan ejaannya yang mengerikan dan memcahkan berbagai notasi singkatan pribadi yang ganjil.
Membaca novel ini awalnya oke, tapi kesana-kesananya agak membosankan, hanya menceritakan keseharian mereka, dialog pun hanya sedikit. Sempat terfikir untuk tidak melanjutkan lagi, tapi karena saat itu liburan dan buku-buku lain sudah dibaca kecuali ini, akhirnya saya meneruskannya. Hingga pada halaman 85, dimulailah kasus-kasusnya. Dan kasusnyalah yang menarik, semakin lama kasusnya semakin menarik. Di dalam kasusnya juga terdapat teka-teki (mengingatkanku dengan novel The Lost Symbol) dan akhir cerita pun tidak terduga.
Sangat suka dengan karakter Holmes, yang berbicara semaunya namun tepat sasaran, jenius, teliti dan berwibawa. Mary Russell juga, dia seorang cerdas, teliti dan pandai, juga memiliki kata-kata yang pas untuk membalas Holmes. Watson disini kurang mencolok, tapi diceritakan bahwa Watson adalah seorang yang penurut, tidak berani membangkang bahkan berbohong, makanya dia tidak pernah diberitahu jika ada suatu yang melibatkan sandiwara. Dan Mrs. Hudson, awalnya dia berperan cukup banyak, namun makin kesini makin tidak terlihat, tapi ada. Hudson orang yang sangat perhatian, penyayang dan cukup bagus dalam sandiwara.
Quote:
"Kau tahu, itulah gunanya air mata, untuk menghapuskan ketakutan dan mendinginkan kebencian."
Ada bagian yang membuat saya ngakak, yaitu:
"Jangan melenggang seperti itu, Russell!" Bisik Holmes garang. "Lemparkan sepatu botmu ke depan ketika berjalan dan biarkan sikumu sedikit menonjol. Akan membantu jika kau membiarkan mulutmu ternganga dengan tololnya. Dan, demi Tuhan, lepaskan kacamatamu, setidaknya sampai kita tiba di luar kota. Aku tidak akan membiarkanmu menabrak sesuatu pun. Bisakah kau membujuk hidungmu untuk sedikit beringus, agar mengesankan?"
ƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑ, sangat konyol membayangkan Mary yang mempraktekan pinta Holmes tersebut =))